Orang Mukmin Yang Dengki Kepadanya

RINTANGAN PERTAMA:

ORANG MUKMIN YANG DENGKI KEPADANYA

bahteraSebagaimana lumrah diketahui hasad adalah penyakit hati yang amat berbahaya. Hasad boleh mengikis Iman seseorang Mukmin jika ia tidak cepat kembali siuman, bertaubat kepada Tuhan dan tidak dilimpahi ‘Inayah dan Rahmat Subhanahu Wata’ala. Tepat seperti yang apa disabdakan oleh Rasulullah Sallallahu’alaihi Wasallam:

“Penyakit umat sebelum kamu telah menular kepada kamu; iaitu hasad dengki dan permusuhan. Permusuhan tersebut ialah pengikis atau pencukur, Saya tidak maksudkan ia mencukur rambut, tetapi (yang saya maksudkan) ialah ia mengikis agama.”

(Hadith riwayat Al-Baihaqi)

Rasulullah Sallallahu’alaihi Wasallam bersabda lagi:

“Bencana melepaskan dua ekor serigala lapar di dalam kandang kambing tidak lebih besar daripada bencana yang menimpa pegangan agama seorang Muslim dan sifat serakah terhadap harta (tamakkan harta) dan hasad dengki. Sesungguhnya sifat hasad memamah segala kebaikan persis seperti api menjilat kayu kering.”

(Hadith riwayat Al-Tirmizi)

Para Du’at menyeru manusia ke jalan Allah Subhanahu Wata’ala, khasnya yang mendapat sambutan baik, yang cergas, yang masyhur dan berbakat sentiasa terdedah kepada cacian lidah orang-orang yang hasad serta tipu-daya mereka. Golongan tersebut merasa dengki pada ilmu dan kelebihan-kelebihan yang ada pada para du’at. Mereka sentiasa mengintai dan menunggu-nunggu masa yang baik untuk mencetuskan pertembungan antara mereka dan menjatuhkan imej mereka. Ibnu Mu’taz pernah berkata:

“Orang yang hasad itu marah kepada orang yang tidak berdosa, kikir terhadap sesuatu yang bukan kepunyaannya dan sentiasa mencari atau meminta sesuatu yang tidak akan diperolehinya.”

Dalam hubungan ini Allah Subhanahu Wata’ala telah memerintahkan Nabi dan umatnya supaya berlindung dari bencana golongan pendengki. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:

“Katakanlah: ‘Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai Subuh, dan kejahatan makhluknya dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gelita, dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, dan dan kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki. ” (Surah Al-Falaq: Ayat 1-5)

Rasulullah sendiri melarang sifat hasad dengki dan saling dengki mendengki. Beliau melarang sifat benci dan saling menimbulkan kebencian. Beliau juga melarang sifat saling membesar diri dan jebak-menjebak antara satu sama lain. Baginda bersabda yang bermaksud:

“Awas kalian daripada sifat prasangka. Sesungguhnya prasangka itu adalah kata-kata yang paling dusta. Jangan saling olok-mengolok, intai-mengintai, atas-mengatasi, dengki mendengki, benci-membenci dan jebak menjebak. Jadilah kalian laksana hamba-hamba Allah yang bersaudara seperti yang telah diperintahkan kepada kalian. Seorang Muslim itu adalah saudara bagi seorang Muslim yang lain. Janganlah ia menzalimi saudaranya; janganlah ia membiarkannya (apabila ia dizalimi); janganlah ia menghina saudaranya. Taqwa itu (letaknya) di sini, seraya baginda menunjuk ke dadanya. Cukuplah bagi seorang Muslim itu kejahatan (dosa) menghina saudaranya yang Mukmin haram bagi seseorang Muslim itu (menceroboh) darah (nyawa) nama baik dan harta seseorang Muslim yang lain.” (Hadith riwayat Malek, Bukhari, Muslim, Abu Daud dan Tarmizi)

Sebenarnya orang-orang yang dengkikan kelebihan, kebolehan dan ilmu yang dianugerahkan oleh Allah Subhanahu Wata’ala kepada para Du’at mempunyai jiwa yang berpenyakit, hati yang berkarat. Mereka sanggup membuat tipu-daya terhadap saudara mereka sendiri demi melepaskan kemarahan dan sentimen yang meluap dalam dada mereka. Sikap inilah yang pernah mendorong Qabil membunuh saudara kandungnya Habil. Perasaan dengki, marah dan dendam yang meluap-luap inilah yang mendorong berlakunya kejahatan tersebut. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman yang bermaksud:

“Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, maka diterima dan salah seorang dan mereka (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): “Aku pasti membunuhmu!” “Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku sekali-kali tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan seru sekalian ‘alam.” “Sesungguhnya aku ingin agar kamu kembali dengan (membawa) dosa (membunuh) ku dan dosamu sendiri, maka kamu akan menjadi penghuni neraka, dan yang demikian itulah pembalasan bagi orang-orang yang zalim. Maka hawa nafsu Qabil menjadikannya menganggap mudah membunuh saudaranya, sebab itu dibunuhnyalah, maka jadilah ia seorang di antara orang-orang yang merugi.”

(SurahAl-Ma’idah: Ayat 27-30)

Babak-babak dakwah Islam yang dilalui sepanjang sejarah zaman dahulu dan kini banyak memperlihatkan peristiwa-peristiwa tragis di mana penyebab utamanya ialah sifat hasad dengki. Bukan sifat dengki dan orang jauh tetapi yang datang dan kalangan sahabat handai sendiri. Salah seorang penyair bermadah:

Penganiayaan oleh kaum kerabat lebih berbisa dirasakan, oleh seseorang, dari tusukan pedang waja India.

Sekian banyak para pemimpin dan penguasa yang telah difitnah dan dicela, khabar-khabar angin dan kata nista dihadapkan kepada diri mereka; terbit dari rasa dengki orang yang sakit jiwa dan tidak mengendahkan maruah orang dan tanggungjawab akhlak terhadap orang lain. Sekian banyak tuduhan-tuduhan palsu dicipta untuk mengobarkan kebencian dan permusuhan yang didorong oleh perasaan dengki dan khianat. Banyak jamaah yang berpecahbelah kerana angkara manusia pendengki yang busuk hati; membawa fitnah ke sana ke mari tanpa rasa takut kepada Allah Subhanahu Wata’ala, — Tuhan alam semesta; tanpa mengambil pusing akan peringatan Rasulullah Sallallahu’alaihi Wasallam. Baginda bersabda mengingatkan:

“Orang yang berhati dengki, yang menjadi batu api, beramal dengan yang karut-marut bukan daripada umatku dan aku bukan ikutan mereka.”

Kemudian baginda membaca firman Allah Subhanahu Wata’ala yang berbunyi:

“Orang-orang yang menyakiti para Mu‘min lelaki dan perempuan (dengan membuat fitnah) padahal mereka (orang-orang yang beriman tersebut) tidak berdosa maka sesungguhnya pembawa fitnah tersebut telah memikul beban pendustaan dan dosa yang nyata.”

(Surah Al-Ahzab: Ayat 58)

Bencana hasad dengki ini apabila telah berkobar boleh mendorong orang yang berkenaan melakukan berbagai-bagai kebodohan, boleh melakukan apa saja keburukan dan hal-hal yang dilarang; persis seperti api apabila ia berkobar marak; ia membakar daun-daun yang kening dan basah tanpa kecuali. Manusia yang hasad sewaktu-waktu boleh berdusta mencipta

kebohongan dan fitnah untuk merugikan manusia lain yang menjadi lawannya. Alangkah baiknya, kalau sebelum ia berbuat demikian ia menginsafi bencananya. Alangkah baiknya, jika ia mendengar Hadith Rasulullah Sallallahu’alaihi Wasallam yang menyelar orang-orang sepertinya. Rasulullah Sallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

“Sesiapa yang mengembar-gemburkan (pada orang ramai) sesuatu perkara (perkataan) terhadap seseorang Muslim untuk menjatuhkan maruah orang tersebut di dunia pada hal ia tidak demikian maka wajiblah Allah mencairkan pembawa fitnah tersebut pada hari Qiamat dalam api neraka sehinggalah ia dapat membuktikah kebenaran apa yang telah dikatakannya.” (Hadith riwayat Al-Thabarani)

Orang yang dengki itu mungkin akan mengumpat dan menjadi batu api padahal ia menyangka ia telah berbuat baik, syaitan pula mengajukan alasanalasan kepadanya untuk membenarkan perbuatan buruk tersebut supaya dia terus terjebak di dalam fitnah. Firman Allah Subhanahu Wata’ala yang bermaksud:

“Ada di antara mereka yang berkata izinkan saya pergi dan jangan melibatkan aku dalam fitnah. Bahkan mereka telah pun terjebak dalam fitnah dan sesunguhnya neraka itu melingkari orang-orang kafir. Seandainya, engkau; hai Muhammad mendapat kebaikan maka hal itu merunsingkan mereka tetapi sekiranya engkau mendapat bencana kesusahan mereka akan berkata: Kami telah pun menyedari dan menghindari bencana tersebut awal-awal lagi. Kemudian mereka beredar dengan riang gembira. Katakanlah wahai Muhammad, tidak ada yang akan menimpa kami kecuali apa yang telah ditentukan oleh Allah. Dialah Tuhan kami dan hendaklah orang-orang Mukmin bertawakkal kepada Allah.”

(Surah Al-Taubah: Ayat 49-51)

Alangkah baiknya kalau manusia pendengki tersebut memahami betapa ruginya akibat dengki khianat tersebut. Sesungguhnya Allah Subhanahu Wata’ala telah menjanjikan untuk orang-orang sepertinya siksa yang pedih. Lebih-lebih lagi untuk orang yang terus-menerus mengembangkan fitnah tanpa bertaubat dan sedar diri.

Rasulullah Sallallahu’alaihi Wasallam menyatakan:

‘Riba itu ada 72 pintu, yang paling kecil dosanya ialah seperti melakukan hubungan Jenis dengan ibu sendiri dan sebesar-besar riba’ ialah seorang itu menghakis nama baik saudaranya.’ (Hadith riwayat A1-Tabrani)

Sabda Rasulullah Sallallahu’alaihi Wasallam:

Barangsiapa yang memakan daging saudaranya di dunia (mengumpat) kelak pada hari Qiamat dibawakan kepadanya, makanlah daging bangkai ini sebagaimana engkau makan dagingnya ketika dia hidup dahulu. Lalu ia pun makan memakan daging itu sambil berteriak-teriak.

(Hadith riwayat A1-Tabrani dan lain-lain)

Sabda Rasulullah Sallallahu’alaihi Wasallam:

Mengumpat itu lebih buruk daripada zina. Sahbat bertanya bagaimana? Rasulullah menjawab: seorang yang berzina itu kalau bertaubat mungkin taubatnya itu diterima oleh Allah. Akan tetapi orang yang mengumpat tidak akan Allah ampunkan dosanya sehinggalah orang yang diumpatinya itu memaafkannya.” (Hadith riwayat Tabrani dan Baihaqi)

Rasulullah Sallallahu’alaihi Wasallam menerangkan lagi pengertian mengumpat dengan sabdanya:

“Tahukah kalian apa ertinya mengumpat?” Sahabat menjawab: “Allah dan RasulNya yang lebih tahu.” Ujar Rasulullah Sallallahu’alaihi Wasallam lagi:(Mengumpat ialah)“Engkau mengatakan tentang saudaramu sesuatu yang tidak disukainya.” Lalu ditanyakan: “Bagaimana kalau ada sesuatu yang patut saya kata tentang saudara saya itu?” Jawab Rasulullah Sallallahu’alaihi Wasallam: “Sekiranya apa yang engkau sebutkan tentang saudaramu itu betul-betul ada padanya, maka itu bermakna engkau telah mengumpatnya tetapi jika tidak betul maka itu bererti engkau telah mengada-adakan kebohongan terhadapnya.”

Bersambung, insyaAllah.

4 thoughts on “Orang Mukmin Yang Dengki Kepadanya

Leave a comment