Tarbiyah dan Kualiti Mas’ul Dakwah (1)

20140209_124649

Sesungguhnya dakwah memberikan perhatian khusus terhadap tarbiyah para mas’ul, mempersiapkan kemampuan dan kemahiran di bidang yang digelutinya, begitu pula dengan persiapan tarbawi. Hal ini merupakan dasar yang akan membantunya dalam menjalankan tugas sesuai dengan kemampuannya.

Berikut beberapa sisi-sisi penting yang sangat diperhatikan dalam tarbiyah para mas’ul:

Yang berhubungan langsung dengan diri mas’ul

  1. Rasa tanggung jawab yang tinggi seorang mas’ul di hadapan Allah Swt., dan ia akan memikul amanah tersebut di hadapan-Nya.
  2. Selalu ikhlas dalam setiap amal, dan menghindari sifat-sifat ujub, angkuh, riya, sum’ah (ingin selalu dipuji), serta selalu berupaya merasakan bahawa ia sangat memerlukan jamaah ini, dan bukan jamaah yang memerlukannya.
  3. Tidak tergantung dengan kedudukan, sama halnya ia dikedepankan atau dikebelakangkan, serta selalu menguatkan semangat jundiyah (dinamika dan kepatuhan terhadap pemimpin).
  4. Senantiasa memuhasabah dirinya, sebagaimana yang dilakukan oleh Umar bin Khattab –semoga Allah meredhainya-.
  5. Hendaknya ia memiliki bekal khusus dari ibadah dan ketaatan, yang dengannya ia mendapatkan bekal ruhi, dan menjadikannya sebagai saranan untuk meminta taufik dari Allah, memperbanyak doa, meminta dan menyandarkan diri kepada Allah.
  6. Dan hendaknya ia selalu memiliki kekuatan spiritual yang tinggi, semangat yang selalu membara, dan tekad yang kuat.

Yang berhubungan dengan tugasnya:

  1. Kemurnian yang menyeluruh, iaitu dengan mengikat setiap anggota tarbiyah dengan jamaah, dan bukan dengan tokohnya, serta tidak menghalangi siapa saja yang bersamanya dari anggota kelompok dan jamaah.
  2. Amanah dalam tugasan dan penyampaian
  3. Mengembangakan potensi dan kemampuan diri, serta berupaya untuk mendapatkan beberapa keahlian yang diperlukan seperti kemampuan pengucapan awam.
  4. Lebih mengutamakan kerja, dan menjauhkan diri dari cara-cara yang kasar dan suara yang tinggi, senantiasa tawakkal kepada Allah, mengutamakan hal-hal yang mendasar dan utama, sebagaimana lebih baik baginya memiliki buku tanpa judul dari pada memiliki judul tanpa buku.
  5. Selalu menggunakan cara-cara musyawarah dan prosedur kerjayang tersusun.
  6. Menerima nasihat dari siapapun
  7. Memperhatikan adab-adab muhasabah dan evaluasi, dan hendaknya tegas dan mampu mengambil keputusan.
  8. Hendaknya ia menjadi teladan bagi siapa saja yang bersamanya dalam hal ketaatan, kedisiplinan dan dalam berbagai hal.
  9. Mampu mewujudkankan suasana tarbawi, serta menebar iklim berkasih sayang, persaudaraan dan saling memikul beban.
  10. Menjaga keadilan dan kesamaan dalam hubungan sosialnya, mampu memperhitungkan dan memutuskan sesuatu secara tepat, serta bersandar pada kebenaran dan bukti.
  11. Menerima pandangan, kritikan dan penilaian dengan lapang dada.

Yang berhubungan dengan interaksinya dengan anggota tarbiyah

  1. Lapang dada, berbaik sangka dan percaya terhadap sahabat yang lain, kerana mereka adalah turut berperanan bersamanya untuk memikul tanggungjawab.
  2. Memiliki kemahiran tarbiyah dalam menyampaikan taujih (pengarahan) dan bahan-bahan tarbiyah, kerana ia bertanggungjawab terhadap mereka, mengembangkan potensi yang mereka miliki dan pendelegasian yang tepat.
  3. Memiliki kemampuan untuk menguasai anggota, menghadapi permasalah-permasalahan-permasalahannya.
  4. Mengenal karakter, tipikal dan keadaan kehidupan setiap anggota
  5. Mewujudkan makna-makna Ta’aruf, Tafahum, dan Takaful, dengan makna yang sempurna di antara anggota.
  6. Tidak menyembunyikan ilmu, berkongsi pengalaman dan kemampuan kepada orang-orang yang bersamanya, serta bekerja keras dalam mewariskan dakwah dan pembentukan mad’u-mad’u dalam dakwah.
  7. Saling berhubungan dengan sahabat yang lain, berinteraksi dengan mereka, dan berada di baisan hadapan bersama mereka.
  8. Menjaga hubungan dan komunikasi yang baik dengan orang yang lebih senior dan yang junior dari mereka.

Leave a comment